A.
Perbedaan Prokariota dan Eukariota
Kata prokariota (prokaryote)
berasal dari kata yunani pro, yang
artinya ’sebelum’, dan karyon,
artinya ‘kernel’, disebut nucleus. Sel prokariotik tidak memiliki nucleus,
materi genetiknya (DNA) terkosentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleoid,
tetapi tidak ada membran yang memisahkan daerah ini dari bagian sel lainnya.
Sebaliknya sel eukariotik (yunani, eu,yang berarti ‘sebenarnya’, dan karyon) memiliki nucleus sesungguhnya
yang dibungkus oleh selubung nucleus. Seluruh daerah di antara nucleus dan
membrane yang membatasi sel disebut sitoplasma. Sitoplasma ini terdiri atas
medium semicair yang disebut sitosol, yang didalamnya terletak organel –
organel yang mempunyai bentuk dan fungsi terspesialisasi, sebagian besar
organel tersebut tidak ada dalam sel prokariotik. Dengan demikian ada atau
tidak adanya nucleus sesungguhnya, hanya merupakan contoh perbedaan kerumitan structural
diantara kedua jenis sel tersebut.
Gambar 1. Sel
Prokariotik dan Sel
Eukariotik
Prokaryot mempunyai beberapa ciri-ciri, yaitu:
1.
Tidak mempunyai membran nukleus.
2.
Mempunyai ribosom yang berbeda dengan eukaryot.
3.
Hampir semua prokaryot lebih kecil dari eukaryot yang
paling kecil.
4.
Bersel tunggal (uniseluler).
B. Archaeobacteria
Dalam system klasifikasi enam kingdom, Archaeobacteria termasuk dalam
satu kingdom tersendiri. Archaeobacteria, yaitu bakteri yang hidup pada kondisi eksterm seperti di sumber air panas, di tempat berkadar garam tinggi, di tempat
yang panas dan asam. Archaeobacteria termasuk kelompok prokariotik. Pertama
kali diidentifikasikan pada tahun 1977 oleh Carl Woese dan George Fox.
Gambar 2. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom
Berdasarkan habitatnya, ada tiga kelompok dari Archaeobacteria, yaitu methanogens,
halophiles, dan thermophiles.
- Ciri-ciri Archaeobacteria
Archaeobacteria memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a.
Sel bersifat prokaryotik.
b.
Lipida pada membran sel
bercabang.
c.
Tidak memiliki
mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, dan lisosom.
d.
Habitat di lingkungan
bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi, dan asam.
e.
Berukuran 0,1 µm sampai 15
µm, dan beberapa ada yang berbentuk filamen dengan panjang 200
µm.
f.
Dapat diwarnai dengan
pewarnaan Gram.
- Habitat Archaeobacteria
Pada
prinsipnya habitat Archaeobacteria di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas
tinggi dan asam. Tetapi biasanya Archaeobacteria dikelompokkan berdasarkan
habitatnya, yaitu:
a.
Halophiles, yaitu
lingkungan yang berkadar garam tinggi.
b.
Methanogens, yaitu
lingkungan yang memproduksi methan. Ini dapat ditemukan pada usus binatang.
c.
Thermophiles, yaitu
lingkungan yang mempunyai suhu tinggi.
- Bentuk Archaeobacteria
Archaeobacteria berukuran dari 0,1µm sampai 15 µm, dan ada
beberapa Archaeobacteria yang berbentuk filamen mencapai panjang 200 µm. Bentuk
Archaeobacteria bervariasi, seperti berbentuk bola, batang, spiral, cuping, dan
empat persegi panjang. Bentuk-bentuk yang berbeda ini menunjukkan perbedaan
tipe metabolismenya.
- Klasifikasi Archaeobacteria
Menurut
Woese, Kandler dan Wheelis, 1990, Archaeobacteria dibagi menjadi beberapa
phylum, yaitu:
a.
Phylum Grenarchaeota
b.
Phylum Euryarchaeota
c.
Halobacteria
d.
Methanococci
e.
Methanophyri
f.
Archaeoglobi
g.
Thermococci
h.
Thermoplasmata
i.
Phylum Korarchaeota
j.
Phylum Nanoarchaeota
- Peranan Archaebacteria bagi kehidupan manusia
a.
Enzim
dari Archaebacteria ditambahkan kedalam sabun cuci atau detergen untuk
meningkatkan kemampuan sabun cuci dan detergen pada suhu dan pH tinggi.
b.
Beberapa
enzim Archaebacteria juga digunakan dalam industri makanan untuk mengubah pati
jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat).
c.
Beberapa
jenis Archaebacteria digunakan untuk mengatasi pencemaran tumpahan minyak.
Contoh Archaebacteria
1. Staphylothermus marinus
2. Methanosarcina rumen
Daftar Pustaka
Campbell, N.A., dkk. 2003. Buku Biologi edisi kelima-jilid 1. Jakarta: Erlangga
Anonim. Archaea. Diakses pada 3 Desember 2013 dari http://www.microbiologyonline.org.uk/about-microbiology/introducing-microbes/archaea.
Anonim. Archaea. Diakses pada 3 Desember 2013 dari http://www.microbiologyonline.org.uk/about-microbiology/introducing-microbes/archaea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar